Sudah lama aku tinggal di Depok dan sejak 1989 aku meninggalkan kampung halaman merantau ke Jakarta. Bahkan sejak 1986 aku sudah kost di Solo sehingga aku tidak tiap hari di rumahku.... Kampungku yang asri, bentangan sawah dengan pagar bukit gunung gajah mungkur nan indah. Sebelah timur tampak pagar bukit berlatar gunung Lawu,sebelah barat, gunung sepikul yang unik berlatar gunung Merapi dan Merbabu.
Entahlah mengapa ada kerinduan harumnya rumput di pagi hari, harumnya pohon padi, bau jerami yang menyengat... Gemericik air selokan yang mengalir memasuki pematang sawah yang terbentang dan siap ditanami. Celoteh petani mulai ramai saat pagi menyibak dan musim tanam dimulai. Obrolan singkat yang sering ikut larut bersamaan dengan satu satu tanaman padi yang ditanamkan mengikuti urutan paku-paku dalam bilah bambu...
Mengapa aku tiba-tiba merasakan kerinduan yang dalam akan bau segar bulir padi yang menguning yang rontok karena gilasan mesin perontok. Kehidupan desa yang asri tanpa macet di pagi hari, tanpa tumpukan kerjaan yang menggunung yang tidak pernah selesai...
Aku kadang merenung, apakah aku salah jika aku kembali punya mimpi untuk kembali ke desa sekedar menjadi seorang petani seperti yang tersandang di namaku. aku ingin kembali berada di tengah-tengah masyarakat yang masih alami, menebarkan ilmu, menekuri bait demi bait puisi Allah. Jika aku terlahir menjai pendidik, apakah salah jika aku salah memilih mendidik masyarakat desa yang masih alami, mendidiknya bagaimana bekerja yang baik, bagaimana mengelola usahanya, bagaimana menata hidupnya...
Ya Allah mengapa kerinduan ini baru datang sekarang, mengapa tidak dari dulu aku merasakan kerinduan ini sehingga aku memang tidak akan pernah meninggalkan desa kelahiranku. Masih bolehkah aku kembali ke sana, menikmati segarnya pagi bersamaan dengan suara kokok ayam yang kian sirna karena perkembangan zaman.
Bukan hal yang sulit bagi diriku untuk meninggalkan semua karirku di Universitas Indonesia. Karena di sini banyak sekali orang yang dapat menggantikan pekerjaanku. Aku masih tetap bisa mengajar sesuai dengan kepakaranku, aku tetap bisa berbagi ilmu lewat blogkku, lewat buku2 yang akan kuciptakan, aku bisa menajamkan ilmuku melalui penjelajahan dunia maya, aku masih berkomunikasi melalui email, facebook, ym dan perangkat teknologi lainnya. Aku masih terus menerus menajamkan ilmunya lewat karya-karya penelitianku...
Mengapa aku tidak mencoba untuk keluar dari pakem dan memulai hidup menuruti kata hati nurani. Aku ingin kembali menjadi petani sesuai namaku, aku ingin mengabdi ke masyarakat yang membesarkanku... Salahkah aku??
Hello world!
1 tahun yang lalu
...sama Bu, cita-cita saya adalah suatu saat pulang kampung, nyalon lurah, mbangun deso, merubah pola pikir masyarakat agar lebih produktif sehingga tidak hanya berfikir pelihara sapi untuk jaga2 saja, melayani masyarakat...mari bu kembali ke desa...
BalasHapus