Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Minggu, 01 Mei 2016

WAKTU KIAN BERLALU


Sedetik...Semenit...Sejam...Sehari...Seminggu...Sebulan...Setahun....
Berlalu
Tanpa kuberhasil mengeremnya
Walau sedetik

Umur semakin berkurang
Rambut kian banyak beruban
Wajah semakin menua
Kulit semakin keriput

Allah telah mengirimkan tandanya
Allah telah mengirimkan pesannya

Namun kita sering masih juga lupa
Mau ke mana kita
Saat waktu kian tiada bersisa

Depok
1 Mei 2016

PSAK 66 Menggantikan PSAK 12

Ada pertanyaan menarik seorang mahasiswa tentang PSAK 66 dan PSAK 12. Mungkin pertanyaan jawaban singkat ini dapat membantunya.

PSAK 66 menggantikan PSAK 12 sehingga bentuk PBO, PBA dan PBE digantikan dengan operasi bersama dan ventura bersama.


Operasi bersama: jika hak dan kewajiban masing-masing pihak ada pada aset atau liabilitas. Masing-masing pihak dapat mengidentifikasi aset dan liabilitas masing-masing. Pencatatannya sama seperti PBO dan PBA. Masing-masing pihak akan mencatat aset dan liabilitas, beban dan pendapatan yang menjadi hak masing-masing

Ventura bersaha jika hak masing-masing pihak atas aset netto (ekuitas), sehingga bentuknya seperti kepemilikan perusahaan. Metode yang digunakan metode ekuitas - PSAK 15. Ini sama seperti PBE namun metodenya hanya boleh ekuitas. Dalam PBE boleh konsolidasi proporsional. Metode ini menurut PSAK 66 tidak boleh. Tidak secara otomatis PBE akan menjadi ventura bersama harus dilihat kembali apakah hak terkait dengan aset netto.

 Slide PSAK 66 silakan kunjungi di blog UI saya: staff.ui.ac.id/martani


Salam
Dwi Martani


Rabu, 04 September 2013

Keretaku ooooh keretaku

Sudah lebih lima bulan, kereta menjadi temanku. Banyak perubahan yang terjadi dalam lima bulan terakhir. Dari mulai kereta ekonomi dihapuskan, membayar kereta 8000 kemudian turun menjadi 3.500. Stasiun yang dulu penuh dengan pedagang, direnovasi dan sekarang sudah dengan tampilan baru. Di depan stasiun dijaga satpam, bersih dari pedagang dan serasa seperti di LN naik kereta menggunakan kartu, walau belum dapat bertransaksi sendiri masih harus lewat loket.

Apresiasi dan acungan jempol buat KAI, akhirnya kita memiliki comuter line, akhirnya kita memiliki kereta api yang cukup lumayan untuk kita naiki. Hal yang menarik, mulai banyak teman-teman dari Depok, Bogor, Bekasi, Tangerang lebih suka naik kereta daripada naik mobil dengan kemacetan. Bagi saya, rasanya sudah tidak dapat menikmati jalanan macet dan lebih suka naik kereta saat pulang dan berangkat kerja. Terasa lama sekali jika harus 2 jam di tengah kemacetan dibandingkan 45menit-60menit naik kereta walau berdiri dan penuh perjuangan saat naik kereta di jam pagi dan sore hari.

Masih beberapa PR yang harus diselesaikan, semoga pembaharuan tersebut dapat terus menerus dilakukan sehingga semakin baik dan semakin baik ada beberapa yang perlu diperhatikan:
  1. Stasiun interchange sebaiknya diperhatikan kemanaan dengan membangun jembatan sehingga memudahkan penumpang untuk menyeberang.
  2. Monitoring kedatangan kereta sebaiknya disediakan di semua kereta sehingga tidak menggantungkan pada pengumuman. Masyarakat kita hampir semua melek huruf sehingga penggunaan monitor dapat lebih efektif untuk memonitor kedatangan kereta.
  3. Stasiun sebaiknya dilengkapi dengan tempat parkir yang memadai sehingga memudahkan untuk penumpang meneruskan perjalanan. Perlu dipikirkan agar masuk keluarnya kendaraan dari parkir tidak menambah kemacetan.
  4. Jumlah kereta api harus ditambah dengan sistem skedulling yang bagus sehingga penumpang dengan mudah untuk naik terutama pada jam-jam sibuk.
Semoga KAI tidak berhenti untuk melakukan perbaikan-perbaikan terus sehingga kita merasakan kenyamanan dalam berkereta. Walaupun ujung akhirnya ketika kenyamanan meningkat, dan semua beralih ke kereta, maka pemerintah harus menyediakan jalur-jalur kereta baru.

Untuk kita pelanggan setia KAI jadilah penumpang yang baik, membayar ticket dan mengikuti aturan yang ada. Jangan lupa, tetap menjaga infrastruktur yang ada. Jadikan kita bagian dari warga yang membuat Indonesia menjadi lebih baik.

Alila, 4 Sept 2013



























Keretaku ooohh Keretaku...


Sudah lebih 4 bulan kembali akrab dengan kereta. Banyak pubahan yang telah dilakukan mulai dari pembersihan kereta

Senin, 19 Agustus 2013

Permata Hatiku....

Seperti biasa jika akan  luar kota atau rapat/kerja pulang malam aku diskusikan dan beritahukan  ke anak-anak. Rabu ummi rapat pulang malam, karena paginya ngajar bolehkah ummi nginep di hotel. Tapi kamis harus menginap lagi karena Jumat malam harus ke bandara mengejar flight jam 6 pagi. Kita baru dapat ketemu Sabtu sore.

Oleh-oleh ayam taliwang kesukaanmu mungkin sedikit dapat menghiburmu, tapi tak cukup membuat ummimu terhibur. Walau kalian sudah remaja, masih pengin ummi menemanimu. Rasa berdosa dan tersalah sering terbersit saat harus meninggalkanmu,tapi amanah dan tanggung jawab tak mungkin juga dielakkan.


Rob, semoga Engkau ampuni hambaMU yang tega  meninggalkan permata hatiku demi mengemban amanahMU jua. Jagalah ketiganya selalu dalam rengkuh kasiMU. Semoga Engkau jaga ketiganya dalam ketaatan dan kebaikan.

Depok, 20 Agustus 2013







Ror

Rabu, 30 Januari 2013

KEKASIH




Begadangnya mata ini Rabbi
jika bukan untuk wajah-Mu
adalah sia-sia
Dan isak tangisnya
jika bukan lantaran kehilangan diri-Mu ilahi
adalah kebatilan belaka

Rabu, 05 Desember 2012

Langkahku...


Langkahku kian berat
mungkin karena usia yang mulai senja

Jalanku tertatih
mungkin karena tak kunjung sampai

Atau angan itu tak untuk digapai
mimpi itu hanya angan yang tak akan jadi nyata

Sepi tak bertepi
dalam angan tak terperi
dalam rindu tak pernah terobati

adakah Kau cipta semua tuk sekedar berkata
Akulah Sang Penguasa

Adakah Engkau berikan semua
tuk sekedar ingatkan
Akulah Pemberi Segala Cinta

Ataukan Engkau ciptakan lara
tuk sekedar menyapa
Aku rindu pada sapa dan tangismu
di setiap penghujung malam


Depok 5 Des 2012
Ku ingin tetap bersamamu dalam
Kebesaran dan CINTANYA.

Kereta Api-ku


Saya sangat menikmati naik kereta api, karena ular panjang ini yang paling cepat dapat mengantar saya dari kampus UI Depok ke kampus UI Salemba atau tempat-tempat di pusat kota (maklum orang Jawa Barat, terasa jauh pergi ke Jakarta). Kereta api hanya membutuhkan waktu paling lama 45 menit sampai di statisun Cikini, stasitun paling dekat dengan kampus Salemba dari kampus UI Depok, sementara kalau naik mobil pribadi perlu waktu paling cepat 1 jam dengan asumsi tidak macet dan bisa menjadi 3 jam jika pagi atau sore hari.

Tapi mengapa ya negara kita ini masih mahal banget untuk membuat infrastruktur kereta api jadi lebih baik. Cobalah tengok, kereta api yan dipakai bekas dari Jepang atau Korea. Walaupun bekas masih enak dipakai. Walau kadang sering tertawa dalam hati, karena ternyata tulisan dan promosi yang ada di gerbong ada beberapa yang belum diambil. Sudahlah tidak usah mempermasalahkan bekas, apakah tidak bisa jumlahnya diperbanyak sehingga kalau pagi dan sore lebih nyaman naik kereta.

Saya sering berkelakar, kalau naik kereta jam 6-8 atau jam 16.30 - 19.00, meletakkan kaki saja sering susah, karena begitu penuh sesaknya orang di dalam kereta. Kalau saya pas sendiri, jujur lebih senang meletakkan kaki susah daripada harus menginjak gas dan rem mobil 2-3 jam. Belum lagi kereta api ekonomi yang penumpangnya sampai di atas gerbong. Bagi masyarakat yang pengin cepat sampai kantor atau pulang ke rumah, rasanya mereka tidak mempermasalahkan di mana duduk dan seperti apa keretanya, yang penting ada saja.

Kembali soal pertanyaan apakah kereta terlalu mahal dibeli negara kita?? Coba tengoklah anggaran negara kita di APBN sudah sedemikian panjang sehingga kalkulator tidak cukup lagi...lebih dari 1200milyar? Apa tidak bisa ya sedikit menyisihkan untuk membeli gerbong dan memperbaiki infrastruktur kereta api dan moda angkutan umum lainnya. Apakah tidak bisa rapat-rapat di hotel, pelatihan yang tidak jelas outputnya, perjalanan dinas yang tidak tahu untuk apa, perbaikan gedung kantor yang sudah mewah itu sedikit bisa dikurangi untuk dialihkan membeli kereta dan memperbaiki infrastrukturnya. Sebenarnya siapa yang salah. Apakah memang Pak Presiden dan Menteri PU tidak pernah melihat kereta api yang sarat penumpang di waktu sore, atau mereka tidak pernah menyamar menjadi rakyat jelata dan merasakan bagaimana naik kereta api? (kadang saya bermimpi Presiden kita Umar Bin Khatab yang sering menyambangi rakyatnya, untuk memastikan rakyatnya tidak ada yang kelaparan, jalan di negerinya tidak ada berlubang sehingga orang dapat celaka karenanya)....(he he jangan-jangan banyak pejabat di negara kita ini yang tidak pernah inspeksi ke bagian-bagian belakang kantornya, sehingga tidak tahu jika toilet kantornya sudah perlu diganti atau di sudut-sudut kantor banyak sekali atap yang bocor?).

Jadi kalau masalahnya hanya dana rasanya salah besar. Dananya cukup banyak. Jika tidak ada APBN/APBD saya pernah bermimpi, apakah Pak Dahlan tidak bisa mengerahkan dana CSR BUMN yang 5% untuk membeli kereta dan juga memperbaiki infrastruktur kereta api di Jakarta. Nanti beri logo besar CSR BUMN beri merk tuuh keretanya dengan logo semua BUMN. Atau jika itu juga tidak cukup apa perlu juga masyarakat seweran untuk membeli kereta, rasanya dari sisi urgensi lebih urgen dibandingkan dengan membangun gedung KPK ...he..he..he.

Jadi intinya niat dan langkah nyata untuk memperbaiki negeri dan infrastruktur kereta api. Cobalah tengok Thailand, Malaysia yang kereta apinya bagus dan jalurnya banyak. Jangan bandingkan kita dengan Singapura, Beijing atau Tokyo.... Kapan ya ada pemimpin yang mau memperhatikan kereta api kita, atau juga para wakil yang terhormat di senayan itu....adakah yang terpikir untuk memperjuangkan agar infrastruktur kereta mendapatkan prioritas dibandingkan membangun gedung wakil rakyat yang masih bagus??

Bukan hanya kereta yang kurang, tetapi infrastruktur yang tidak tertata. Cobalah tengok rel kereta api Cilebut yang putus karena longsor. Lihat intercange yang ada di Manggarai,sangat membahayakan, orang berlalu lalang di rel kereta, kadang kalau mau menyeberang rel harus naik ke atas kereta. Apakah tidak bisa dibuat jembatan penyeberangan yang tidak melewati rel (lewat atas atau bawah tanah). Belum lagi kita tidak setiap saat diberi informasi kapan kereta berikutnya akan lewat. Jika beruntung kita mendengar informasi dari mikrofon "Komuter line jurusan Kota berada di stasiun Citayam". Sering tergelitik berpikir, apa mahalnya membeli monitor dan menuliskan perubahan posisi stasiun di atas monitor sehingga tidak perlu pakai mikrofon, tetapi khan pelanggan setiap saat dapat membaca. Tooh penumpang kereta sebagian besar juga dapat membaca, tulisan kita menggunakan huruf latin tidak seperti di Jepang, China dan Korea.

Herannya, mengapa di dalam gerbong mesti harus ada satpam. Bukankah pada saat naik sudah diperiksa oleh penjaga karcis. Satpam juga sering tidak berfungsi memeriksa karcis saat kereta penuh. Kereta api masih menggunakan kelas ekonomi dan komuter line, karena itulah maka perlu ada satpam agar pembeli karcis kereta ekonomi tidak naik komuter line. Terasa berlebihan jika satu gerbong kereta harus ada satpam khusus.

Rasanya memang tidak perlu kereta api dengan dua kelas, jadikan saja semuanya kereta komuter line. Jika maksudnya memberikan subsidi masyarakat, berikan saja kartu khusus untuk mereka yang tidak mampu dengan kartu atau karcis khusus. Sehingga mereka tetap dapat naik kereta apa saja.

Namun penumpang kereta api di Indonesia memang berbeda dengan kereta api di LN. Disilpin penumpang masih sangat kurang, sehingga masih dijumpai penumpang yang tidak membayar. Akses ke stasiun sebagian besar masih terbuka sehingga penumpang yang tidak berkarcis dapat naik kereta. Portal kereta dan karcis otomatis sudah tersedia namun tidak tahu kapan akan mulai dirubah sistem kereta api kita.

Yaaa. beginilah infrstruktur di negeri kita, kadang kalau merenung sering tersenyum sendiri, rasanya hal yang mudah di negeri ini menjadi begitu susah.... Kereta api terus melaju,...di gerbang ekonomi pengamen menyanyikan lagunya, pedagang sibuk mengais rejeki, pengemis bergegas menyodorkan bungkus bekas permen untuk sekedar memperoleh derma. Ternyata perekonomian berjalan dalam kereta dari mereka untuk mereka. Mereka sesama masyarakat bawah saling memberi dan berbagi di atas kereta api. Semoga esok atau lusa ada pemimpin negeri yang suka naik kereta api, sehingga sedikit dapat memikirkan bagaimana kereta apiku ini menjadi lebih baik.

Depok, 5 Desember 2012
saat mau naik kereta api
Depok-Cikini







Selasa, 28 Agustus 2012

TOPIK SKRIPSI / TESIS


Mahasiswa sering menghadapi kendala saat menyelesaikan studi terutama saat menulis skripsi / tesis. Bahkan ada kisah ada mahasiswa yang terkena DO karena tidak dapat menyelesaikan laporan akhir / skripsi / tesisnya. Menulis memang bukan hal yang mudah bagi mereka yang tidak biasa menulis, namun menjadi suatu hal yang mudah bagi yang biasa menulis.

Dalam sebuah tulisan karya akhir selalu pengin dilihat apa yang baru dan menarik dari apa yang kita tulis. Bagi mahasiswa universitas besar seperti UI, biasanya dosen menginginkan ada yang baru dari setiap karya mahasiswa, sehingga terjadi perkembangan hasil riset. Setiap karya selalu ditanya apa kontribusi dari tulisan ini yang dianggap menjadi sesuatu yang menarik untuk dikupas lebih lanjut, diteliti dan dianalisis.

Pertanyaan ini terkadang sulit dijawab oleh mahasiswa, karena saat mencari hal yang menarik kita sendiri bingung apa yang menarik dan baru dari karya kita. Terkadang apa yang baru menurut kita seringkali dianggap bukan hal yang baru dan menarik menurut pembimbing kita. Hal yang baru dalam sebuah karya akhir dapat berbentuk:
  1. ide dan gagasannya. Ini biasanya untuk karya akhir dalam bentuk disertasi, bahkan terkadang disertasi juga belum mampu menghasilkan ide dan gagasan baru. Karya dalam bentuk ide dan gagasan atau bahkan teori baru dari riset panjang seorang peneliti. Bisa jadi karya ini akan ditelurkan oleh seorang peneliti melalui rangkaian penelitian. Mungkin kalau saya dari beberapa skripsi dosen, mungkin baru saya dapat menarik kesimpulan dan gagasan baru.
  2. Data. Skripsi dapat juga berbentuk replikasi dari penelitian sebelumnya hanya dengan merubah data atau menggunakan data yang berbeda.
  3. Memodifikasi penelitian orang lain. Skripsi dapat juga mereplikasi penelitian orang lain tetapi memasukkan ide dan gagasan baru dengan merubah cara pengolahan data, mengganti variabel, merubah cara pengukuran data.
  4. dan lain-lain

bersambung....






Jumat, 06 Juli 2012

LUKA...


Tak kuasa luluh juga air mata
Menahan sesak dan lara
Menumpah marah dan luka

Tiadakah maaf untuk sebuah khilaf
Tiadakah ampun untuk  sebuah salah
Semantara Allah Maha Luas Ampunanya

Jika ini takdirMu
Yakinkan hamba bahwa ini semua karena cintaMU
Jika ini karena cintaMU
Tuntun hamba untuk menghadapiNya.


Depok, 7 Juli 2012
Saat akan kutinggalkan
tempatku bernaung 16 tahun terakhir
Aku hanya ingin pergi tidak dengan diusir....


Kamis, 07 Juni 2012

TERHENTI....

Bolehkan sesaat berhenti
Saat waktu terus berlalu
Saat sisa hidup semakin pendek

Bisakah sebentar tertahan
Menghentikan putaran waktu
Tuk sekadar menyingkap makna

Tak bolehkah sebentar terhenti
Hingga waktu terhenti berlalu
Tuk menggapai yang tlah hilang

Sang waktu akan terus melaju
Tanpa hiraukan dirimu
Tanpa hiraukan mereka
Tanpa hiraukan semua

Sang waktu kan terus berjalan
Mencatat setiap perjalanan
Hingga Sang Penguasa
Menghendakinya


Depok, 7 Juni 2012
Saat kusadar waktu berlalu
Sementara belum banyak yang dapat dilakukan
Sementara bakul amal belum juga terisi