Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Senin, 15 Maret 2010

TERPAUTNYA HATI....

Hati terpaut karena rasa saling menghargai, menyayangi dan mencintai. Namun pernahkah kita berpikir, bahwa pemahaman saja tidak dapat membuahkan cinta, pengertian juga belum tentu menimbulkan kasih sayang. Kadang kita lupa bahwa terpautnya hati karena kasih sayang dari Allah. Kita sering menganggap bahwa kebersamaan akan memunculkan cinta seperti pepatah Jawa: Witing tresno jalaran saka kulino... Bisa saja itu muncul, namun kita lupa bahwa cinta tumbuh karena kasih sayang dari Allah.

Cobalah tengok kehidupan kita pribadi. Ada kalanya kita dapat begitu menyayangi saudara kita yang satu namun merasa sulit sekali kita dekat dengan Saudara kita yang lain. Kadang kita bisa dekat dan demikian akrab dengan si A namun sulit sekali untuk melakukan hal yang sama untuk si B. Di situlah kita menyadari bahwa Allahlah yang mempertautkan hati.

Hati yang tertaut tidak selamanya abadi. Allah pun membolak balikkan hati kita, ada kalanya pada suatu waktu kita menyukai seseorang namun pada hari yang lain kita membenci orang tersebut. Sepasang suami istri pada awalnya tampak rukun, namun mengapa dapat bertengkar, saling tidak menegur bahkan ada yang harus berpisah. Adakah perubahan yang terjadi. Seorang teman yang lama berumah tangga mengatakan, kebingungan berkomunikasi dengan suaminya, padahal rasanya waktu dulu di awal pernikahan rasanya tidak ada yang tidak dapat dipahami, tidak ada yang tidak bisa dikomunikasikan, semua serba mudah... Mungkin saat itu Allah tidak lagi mempertautkan hati mereka. Saat itu komitmen mereka sudah menjadi pudar karena kurangnya komunikasi, kurangnya pemahaman dan penghargaa.

Tapi cobalah bagaimana hati Rasulullah terpaut dengan Siti Khatijah, bagaimana hati Fatimah terpaut dengan Ali, hati Abu Bakar terpaut dengan Bilal, hati Salam terpaut pada Abu Dzar, hati kaum muhajirin terpaut dengan kaum Anshor. Mengapa mereka demikian terpaut, dan menjadi sahabat sejati di duni dan juga di akherat. Jawabannya adalah karena hati mereka dipautkan oleh Allah dan dijaga oleh Allah karena persaudaraan dan kasih sayang yang hakiki.

Sangat beda dengan persaudaraan tokoh politik. Yang dulu kita lihat akrab memperjuangkan bendera politik yang sama, namun ketika cita-cita telah tercapai dan berubah orientasi maka pecahlah mereka. Bahkan perpecahan Sukarno dan Hatta di era 50an memberikan bukti bahwa teman senasib dan seperjuangan dalam membela bangsa pun tidak cukup untuk tetap menyatukan hati mereka untuk berjalan seiring sejalan. Jika dilihat perjalanan tokoh politik era 50 dan 60an, banyak diantara mereka yang kemudian pecah karena perbedaan haluan politik, padahal mereka dahulu sama-sama memperjuangkan kemerdekaan kita.

Persaudaraan dan tertautnya hati akan menjadi hakiki jika persaudaraan tersebut dilandasi pada pilar-pilar agama, dan kasih sayang Allah. Minimal ada 4 hal yang harus diperhatikan agar hati benar-benar dapat terpaut dalam indahnya persaudaraan dan kasih sayang.

1. Landasi karena Cinta pada Allah.
Saat persaudaraan dilandasi karena cinta pada Allah maka Allah pun akan menuntun persaudaraan tersebut menjadi sebuah persahabatan yang penuh keindahan.

2. Jalankan semata karena taat pada Allah
Pertautan hati akan menjadi indah karena perjalanannya dilakukan dalam rangka taat pada Allah. Malaikat pun akan menaungi jalannya karena semata karena ketaatan pada Allah.

3. Lakukan dalam rangka menyeru pada agama Allah
Persarudaran yang dilandasi dakwah tidak ada yang akan dilakukan kecuali kebaikan dan tidak akan yang ditebarkan buat sesama selain rahmah dan kasih sayang. Agama Allah menghendaki tertebarkan rahmat bagi semesta alam.

4. Berjuang di jalan Allah
Pertautan hati akan menjadi kokoh kala tujuan persaudaraan adalah sesuatu yang pasti di ridhoi.

Alangkah indahnya jika, cinta, taat, dakwah dan jihad karena Allah menjadi landasan dalam berumah tangga dan bersaudara. Akan damai dunia kita jika setiap keluarga dapat menjadikan cinta dan taat sebagai landasan dalam berkeluarga, dakwah sebagai jalan hidupnya dan jihad menjadi tujuan akhir. Saat hati ini terpaut karena cinta dan taat pada Allah apakah ada kekuatan yang dapat menghalaunya...

Depok, 14/03/2010
Jazakillah Ummi materinya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar