Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Senin, 18 Mei 2009

MEMBERIKAN MAAF....

Memberikan maaf sepertinya mudah dilakukan namun dalam kondisi tertentu maaf pun sulit untuk kita berikan terutama untuk orang yang telah menyakiti dan melukai hati kita. Hal yang menarik lagi adalah bagaimana berusaha mengajarkan anak untuk memberikan maaf pada orang lain.

Sejak malam hari putri kesayangannku tampak gembira sekali karena mau bermain dengan temannya (om) di Mall Taman Anggrek. Pagi-pagi sudah bangun dan memakai baju yang paling bagus, tak lupa adik dan abangnya diajak ikut serta karena Ia mau berbagi kebahagiaan dengan temannya. Sudah terbayang main Ice skatting ditungguin Om...maem bareng belanja dll. Pagi itu aku hanya senyum2 melihat tingkah anak2 yang sudah mulai bertengkar di mobil karena si Abang menasehati adiknya jangan suka minta-minta kalau pergi sama orang lain. Sementara adiknya membela diri kalau aku tidak melakukan seperti itu. Karena ada ngajar makanya aku ajak dia mampir dulu ke kampus dan menunggui diriku mengajar....kasihan juga siiih tapi daripada membawa sopir kayaknya memang lebih efisien nyetir sendiri. Aku tinggalkan uang untuk sarapan di kantik dan aku titipkan office boy kantor untuk ikut menjaganya....

Selesai ngajar....Si Cantik tidak lagi ceria. katanya 30% kemungkinan temannya bisa ikut ke Taman Anggrek. Ada kekecewaan di matanya, belum lagi ledekan abangnya yang suka usil menambah luka hatinya. Dengan pelan2 aku coba untuk menghiburnya...kayaknya kalau sudah komitmen pasti Beliau akan datang begitu hiburku... Namun akhrinya sampai di Taman Anggrek yang ditunggu tidak juga menelpon. Akhirnya kami pun main ice skatting dan mencoba untuk melupakan pertemuan itu. Sempat beberapa kali menelpon namun temannya tidak mengatakan kalau dia sebenarnya ada di Taman Anggrek namun tidak menemui kami. Sampai akhirnya pada telpon terakhirnya Dia mengatakan bahwa dia sebenarnya ada di Taman Anggrek namun tidak menemui si Cantik. Dia hanya melihat dari kejauhan, kami bermain setelah itu pergi jauh dan hp dimatikan....

Wajah sendu mulai terlihat di mata anak gadisku. Dari sejak makan siang sampai dengan perjalanan pulang wajahnya mendung. Namun masih bisa Sina menahan mendung itu sampai menemani adiknya membeli sepeda baru dan pulang sampai ke rumah... Sampai di rumah langsung turunlah hujan itu... "Aku benci dia, aku nggak kenal dia... Aku nggak mau lagi berteman lagi... aku nggak mau jadi anak kecil, karena anak kecil itu mudah dibohongi. mengapa siih tidak menghargai aku, aku sudah capek membuatkan gambar untuknya masak dia membohongiku....

Sambil ikut menangis aku peluk buah hatiku...sambil pelan2 aku elus kepala dan punggungnya. Cantik tidak boleh begitu. Cantik sayang khan sama Allah... Apapun kehendakNya pada hari ini adalah yang terbaik untuk Allah buat kita. Mengapa harus marah. Apakah tidak bisa Cantik memaafkannya seperti halnya ummi juga selalu memaafkan semua orang yang pernah menyakiti ummi.

"Sina kalau sudah disakiti tidak bisa memaafkan"...deg khawatir juga aku dengan pernyataannya. berbagaia argumen dan contoh aku kemukakan padanya untuk membuka hatinya dan memberinya maaf....namun rasanya kemarahannya sedang memuncak. No telp, sms nya langsung dibersihkan dari hpnya. Fotonya juga langsugn disobek... aku biarkan dia melampiaskan marahnya sampai akhirnya dia tertidur lelap. Dalam tidurnya aku lihat dia tertawa, aku tanya...lagi bercanda sama siapa...dia langsung menyebut nama temannya...rupanya begitu dekat hubungannya sehingga kekecewaannya membekas dalam hatinya dan terbawa dalam mimpi...

Pagi hari...bangun mendung itu masih terlihat. kembali lagi aku menghiburnya dan memberinya pengertian untuk memaafkan. Tiba-tiba dia bilang. aku kangen sama temanku. Waaah titik cerah niiih. Yaa tapi hpnya tidak aktif. Kami langsung diskusi ke mana ya perginya kok hpnya nggak aktif. Mungkin Omnya lagi lagi naik gunung... Akhirnya aku pesankan untuknya doakan ya Omnya sehat dan dalam penjagaan Allah. Tak lupa aku kirimkan sms ke teman sina untuk segera menghubungi sina kembali.

Yes...akhirnya aku lihat Sina mulai berdamai dengan hati kecilnya. Dia mulai belajar memaafkan temanya. aku lihat di send item sudah ada sms kocaknya...Aaaaalllloooo Ommm?? Yaa Sina berhasil memaafkan temannya dan berdamai dengan kebaikan dengan memaafkan. Sore hari kekhawatiran mulai muncul karena hp masih belum aktif dan Sina mulai merindukan kehadiran temannya.... Dalam tidurnya dia mengigau memanggil namanya seperti dalam candanya ketika sedang telp.

Pagi tadi, begitu bangun langsung dia tanya...message sudah deliver belum Mom... sudah sayang. Langsung diangkat telp dan dia telp temannya dengan candanya seakan dia lupa bahwa kemarin hatinya luka dan tersakiti... Subhanallah Engkau hebat anakku karena berhasil memaafkan..semoga itu akan menjadi sikapmu sampai kelak engkau dewasa.

Banyak pelajaran berharga yang aku bisa petik dalam kisah di week end ini. Ternyata kita tidak boleh meremehkan hati anak kecil, baik dengan janji maupun komitmen. Rasanya kita harus menjaga ucapan kita untuk tidak berbohong dan selalu dalam kejujuran pada anak kecil. Ketidakjujuran kita bisa merusak perilaku anak dan dapat membuat anak belajar bahwa tindakan seperti itu diperkenankan.

Memaafkan bukanlah suatu yang mudah ketika hati ini terluka. Namun waktu yang bergulir membuat hati akan lebih arif dan bijak dalam memberikan pertimbangan sehingga kata maaf tersebut dapat keluar....