Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Minggu, 26 Oktober 2008

AKAD NIKAH....




Akad Nikah adalah kejadian yang hanya berlangsung satu menit mungkin kalau dihitung dengan waktu... Tetapi dengan akad nikah hubungan laki dan perempuan menjadi sah padahal sebelumnya hubungan tersebut menjadi terlarang bahkan berdosa. Esseni

Syarat pernikahan adalah adanya calon suami, saksi, wali, mahar dan akad nikah. Akad adalah pernyataan nikah dari wali yang kemudian dijawab oleh calon suami. Wali akan mengucapkan "saya nikah dan kawinkan Fulan bin Fulan dengan anak saya Fulanah bin Fulan dengan maskawin... tunai....yang secara spontan dan tanpa jeda dijawab oleh calon suami "saya terima nikah dan kawinnya Fulanah bin Fulan dengan maskwin tersebut di atas tunai." Dalam ajaran agama yang lain...ikrar nikah juga simpel dan sederhana.

Beberapa kali mengikuti akad nikah, ada saja kejadian yang unik. Seringkali calon pengantin lelaki salah mengucap sehingga harus diulang 2 atau 3 kali atau bahkan lebih. Atau jawabannya tidak segera. Kemarin saya mengikuti akad nikah adik saya satu2nya...saya pikir bisa dengan lancar dijawab ternyata, ada kata yang terselip sehingga harus diulang. Yang kadang lucu, kadang naib atau penghulu sering bertanya pada tamu "sah?" sebelum mengiyakan. Saya terus terang agak terganggu karena saya selalu mendengarnya dengan khidmat setiap akad dan selalu mendoakan setelah kata2 tunai terucap...

Akad memang sederhana, namun tidak dengan tanggung jawab yang ada dibalik kata2 yang sederhana. Akad adalah janji manusia kepada Allah untuk menjaga dan merawat cinta kasih dalah sebuah rumah tangga. Akad adalah janji seorang calon suami kepada mertua untuk merawat dan menjaga istrinya dengan cinta dan kasih sayang. Cinta adalah janji seorang suami kepada istri untuk mencintainya sepanjang hayat. Cinta adalah proses pengambil alihan tanggung jawab dari orang tua wanita kepada suami.

Bagi orang tua wanita, pernikahan adalah melepaskan anak wanitanya dalam genggaman dan tanggung jawab suami. Itu yang membuat terkadang ibu dan ayah menitikkan air mata ketika buah hatinya menikah. Ada sebongkah harapan dan doa agar lelaki yang akan menjadi penjaga anaknya adalah lelaki yang baik dan bertanggung jawab. Yang mencintai anak kesayangannya seperti halnya dia mencintainya.

Namun seringkali mereka yang menikah lupa kalau dulu mereka pernah berjanji. Mereka lupa saat2 indah ketika mereka menikah. Jika Allah mengajarkan kita untuk melayat dan takziyah untuk mengingat mati... Maka saya sering mengambil pelajaran bahwa kewajiban mendatangi walimah terutama saat akad adalah pelajaran yang diberikan Allah agar seorang yang telah berumah tangga mengingat kembali janji pernikahannya dengan istrinya tercinta. Bahkan kadang diselingi dengan perenungan janji apakah yang waktu itu pernah ada ketika aku mengucapkan akad pernikahan ini dan apakah aku sudah menepati janjiku untuk menjadi suami / istri yang baik...

Bagi mereka yang gagal menikah sehingga harus bercerai, akad sering membuatnya menitikkan air mata. Karena cinta tetaplah bukan sesuatu yang abadi, hanya cinta Allah yang maha abadi, karena sesungguhnya Dialah yang membolak-balikkan hati.

Kamis, 23 Oktober 2008

DEADLINE

Deadline adalah kata-kata yang sering digunakan alasan untuk memacu semangat menyelesaikan pekerjaan. Entahlah karena kebiasaan atau juga karena memang seperti itu adanya, ketika kata itu muncul kepala rasanya menjadi lebih mudah diajak berpikir, tangan lebih trampil memainkan tombol di atas keyboard, mata menjadi susah untuk tidur dan semangat menjadi menyala....

Sebagai orang yang memahami waktu, sering aku berangan untuk berubah menjadi kebiasaan menjadi orang tipe deadliner...memulai berdisiplin diri mengatur apa yang harus diselesaikan setiap hari....tapi entahlah terkadang karena pekerjaan tersebut memang masih bisa dikalahkan dengan yang lain, tetap saja hasilnya kurang optimal. Nulis paper yang sudah direncanakan setiap minggu satu buah terkadang menjadi semacam kenangan karena biasanya baru akan selesai jika besuk adalah tanggal terakhir penyerahan paper tersebut.... Koreksian mahasiswa yang numpuk, sudah diniatkan untuk dikerjakan malam ini, tetap saja kalah dengan nikmatnya tidur bersama si kecil dan baru mulai semangat ketika besuk batas akhir penyampaian nilai ujian....

Bekerja model deadline bukanlah hal yang baik dan juga bukan kebiasaan yang patut dilestarikan.... karena dengan mengerjakan terburu-buru karena dikejar deadline tentunya suatu pekerjaan kurang optimal, karena tidak ada proses review dan penelaahan mendalam. Itu sering aku alami ketika melihat kalimat yang kutulis dalam paper sering salah ketik atau salah redaksional....

Allah mengingatkan kita untuk selalu menghargai waktu...banyak surat yang dimulai dengan Sang Waktu, Adh Dhuha, Al Lail, Asy Syam,Al Ashr.... Karena waktu adalah karunia yang karenanya Allah meminta pertanggungjawaban dari kita semua...tentang waktumu untuk apa kamu gunakan....

Kebiasaan deadliner muncul karena banyaknya waktu yang tidak terencana sehingga banyak waktu kita yang terbuang dengan percuma.... Kurangnya disiplin seseorang atas pekerjaan yang dijalani akan membuat pekerjaan menumpuk sehingga deadline menjadi kebiasaan dalam menyelesaikannya....

Ya Allah....bimbing hamba untuk tidak menjadi deadliner dan lebih menghargai waktu yang kau berikan sehingga aku tidak berada dalam kerugiaan...karena Engkau memintaku untuk menggunakan waktu untuk memberi nasehat dalam kebaikan, keimanan dan kesabaran...

Depok, menjelang dhuhur

Senin, 20 Oktober 2008

PUISI DARI MASKU..

ADIK...

Adik
Dingin menderaku pagi ini
Embun pun tlah tiba
Saat ini pun pasti mata adik tlah lelap
Merenda mimpi
Membangun asa esok.

Adik,
Saat ini, mataku pun terlalu berat
Saratnya beban dipundak tak lagi terkira
Tangan-tangan lembutmu pun menyapa
Senyum manis pun kau haturkan...

Adik...
22 tahun pun kita lewati
Saat adik berlari2 riang di sekolah
Saat buku2 pelajaran menutup celah
Saat Ego pun mulai berjalan

Adik...
22 tahun aku menemukan kembali
Adikku yang ceria, optimis, pasti.
Walau keadaan kita yang sudah berbeda..

Adik,
Tetaplah menjadi inspirasiku
Tetaplah menjadi adikku yang ceria
Tetaplah menjadi adikku yang optimis
Tetaplah yakin.....bahwa aku slalu disampingmu
Sampai kapanpun...
Sampai dimanapun...
karena ... cintaku pada adik
( 22 Juli 2008di sebuah kota di kaki gunung berapi...)

Terima kasih atas puisinya..mas

CERITA MASA KECILKU...

Sudah tiga puluh tujuh lebih saya hidup di dunia ini, tak terasa betapa besar nikmat dan karunia Allah yang diberikan Allah pada diri saya. Pada 11 Juni 1971 saya dilahirkan dari seorang ibu yang demikian saya kagumi IBU SULI namanya dan seorang ayah yang saya banggakan BAPAK MULYADI.

Saya lahir di hari Jumat Kliwon pada musim panen ketika lungguh (gaji kepala desa dalam bentuk tanah garapan) Bapak memberikan hasil yang berlimpah. Karenanya bapak memberikan naman untukku DWI MARTANI... Dwi karena anak kedua dan Martani mungkin dimaksudkan TANI... mungkin beliau bercita-cita saya bisa meneruskan kegemaran bapak mengolah tanah pertanian yang masih digelutinya meskipun beliau sudah berusia lebih dari 60 tahun.

Aku lahir sebagai anak kedua, kakakku Sri Handayani 2,5 tahun lebih tua dariku dan adikku Eko Prasetyo agak jauh 8 tahun dibawahku. Aku masih ingat karena ibu dan bapak ingin anak laki-laki, maka beliau melanggar ketentuan dua anak cukup... program KB yang saat itu digiatkan oleh ibu sebagai ketua PKK. Maka lahirlah adikku setelah aku duduk di kelas 2 SD (waktu itu ada perubahan tahun ajaran sehingga aku merasakan SD kelas 2 selama 2,5 tahun).

Lahir sebagai anak kepala desa dan ibu seorang guru SD, membuatku sangat dihormati di kampungku. Hampir semua teman menyebutku dengan sebutan Mbak Dwi.... Aku suka risi dengan sebutan itu karena setelah aku cek tanggal lahirnya ternyata umurku paling muda dari semua teman SDku, sehingga aku memintanya mengubahnya menjadi Dik Dwi. Aku masih ingat ada Mbak Haryanti yang pintar, Mbak Puji, Mbak Mul, Mbak Yatmi, Warsito, Sukino, Purnomo dan banyak teman kecilku waktu SD. Mungkin karena aku anak guru sehingga bapak/ibu guru memberiku nilai yang bagus sehingga sejak kelas 3 SD aku selalu juara 1 walaupun aku gagal menjadi siswa teladan di kecamatan...

Sebagai layaknya anak2 sebayaku aku suka bermain lompat tali, gobag sodor, kasti, bekelan atau sekedar main sepur2an di belakang SD memanfaatkan pohon yang roboh kemudian diayun2.... Kalau sekolah aku sering tidak memakai sepatu karena untuk sampai ke sekolah harus melewati sungai...jadi kalau nggak pakai sepatu pas waktu banjir khan lebih enak. Yang pasti kalau hari Senin saja pakai sepatu karena harus upacara. Aku jarang belajar, tapi kalau lagi pas serius sering belajar sama teman2. Mereka datang ke rumah dan sering kita main cerdas-cermat. Cuma aku curang karena kalau cerdas cermat nggak pernah mau jadi peserta, selalu jadi juri atau panitia....maklum nggak ada yang nyaingi. Tapi aku seneng lho bisa belajar bareng dengan teman2 SD.

Ibuku sering menyuruhku membantu mengoreksi pekerjaan muridnya. Bahkan pada waktu itu aku pernah disuruh mengoreksi pekerjaan kelas 5 padahal aku baru kelas 4. Mulai dari mengoreksi multiple choice, isian pendek, menjawab pertanyaan dan terakhir ibu sudah memberikan kepercayaan padaku untuk koreksi karangan waktu aku kelas 5 dan 6 SD. Aku jadi bersyukur karena hoby koreksi itulah yang kemudian meringankan tugasku ketika aku jadi dosen.

Sebagai anak kepala desa yang digaji dengan tanah bengkok (lungguh) aku sering main ke sawah untuk sekedar bermain di tengah sawah yang siap ditanami...mulai dari menyemai, ndhaut (mencabuti hasil semaian), tandur (menanam hasil semaian di lahan), matun (menyiangi rumput), panen, atau sekedar mengirim makanan untuk pekerja di sawah semuanya sudah pernah aku alami. Hal yang paling nikmat adalah ketika di rumah kita bawa bekal nasi urap atau nasi oseng2 boncis dengan lauk ikan asing atau tempe goreng....dimakan di tengah pematang sawah dengan daun jati sebagai piring kaki masih mencebur di lumpur.... wah rasanya enak dan seger... belum lagi diselingi celoteh riang para pekerja di sawah... Habis makan daun yang dipakai untuk piring diberikan pada sapi yang menarik bajak atau garu di sawah... Lebih asyik jika pas musin tanam....bapak/para tukang berhasil menangkapkan belut atau kepiting.... Wah bisa menjadi santapan lezat saat makan siang di rumah...

Tidak hanya sampai pada padi yang dipanen. Proses dari padi dipanen sampai menjadi beras pun aku pahami dengan baik. Padi tersebut di gebug (dipukul dengan alat pemukul) sehingga padi terpisah dari jeraminya. Cara ini kemudian digantikan dengan mesin erek, mesin perontok yang dijalankan dengan kaki. Sekarang sudah sedemikian canggih tenaga kaki sudah diganti dengan tenaga mesin sehingga proses panen lebih cepat. Setelah itu padi dijemur 3 -4 kali. Jika sudah kering padi siap untuk disimpan atau langsung digiling sehingga menjadi beras. Kebetulan waktu aku kecil bapak memiliki mesin rice mill di samping rumah...sehingga aku bisa melihat bagaimana padi berubah menjadi beras dengan sisa proses berupa merang dan bekatul.


Kebiasaan itu demikian membekas dalam ingatan...bahkan ketika aku kuliah aku masih sering sesekali ikut terjun ke sawah untuk sekedar mengingat masa kecilku. Ketika aku sudah tua aku sering mengajak anak2 untuk main di sawah dan mengajarkan kepada mereka bagaimana nasi yang di piring itu dihasilkan. Demikian banyak pengorbanan dan tenaga harus dikeluarkan untuk dapat menghasilkan sebulir nasi..... bersambung

Jumat, 10 Oktober 2008

SELAMAT DATANG

Selamat datang di Blogku yang sederhana. Namaku Dwi Martani, lahir 11 Juni 1971 pas hari Jumat Kliwon di desa Pule sebuah desa di kec Selogiri, kab Wonogiri. Ini adalah blog umumku, rencananya aku pengin mengembangkan blog yang lebih serius di wordpress untuk para mahasiswaku, teman2 sesama dosen, atau seprofesi sebagai akuntan...tapi belum kesampaian.

Aku seorang ibu dengan tiga orang anak Fardan (abang), Sina (kakak) dan Rafi (adik). Selain menjaga tiga orang amanah Allah aku berprofesi sebagai dosen di universitas negeri di Depok. Kebetulan aku menggeluti bidanga akuntansi dan keuangan.

Aku ingin berbagi cerita, keluh kesah, ilmu, berdiskusi dengan teman2 di dunia maya. Melalui dunia maya ini mungkin aku bisa membagi beberapa koleksiku baik foto, video, slide untuk mengajar, paper, soal ujian dengan teman2 seprofesi denganku maupun kepada para mahasiswaku...